Sampomedia

Elon Musk Luncurkan Partai Amerika: Strategi Politik Baru untuk Menantang Trump

 

 

 

Dari Pendukung Jadi Penantang: Awal Perseteruan

 

Elon Musk, yang sebelumnya merupakan donatur terbesar kampanye Donald Trump pada Pilpres AS 2024, kini berbalik arah dengan membentuk partai politik baru bernama Partai Amerika. Langkah ini diambil setelah Musk berselisih dengan Trump terkait RUU pengeluaran domestik besar-besaran yang menurutnya akan meledakkan utang negara. Musk, yang saat itu menjabat sebagai kepala Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE), menentang keras kebijakan tersebut dan menyebut sistem politik AS sebagai “sistem satu partai” yang korup dan boros.

 

 

 

Visi Partai Amerika: Mengembalikan Demokrasi dan Kebebasan

 

Dalam unggahan di platform X, Musk menyatakan bahwa Partai Amerika dibentuk untuk mengembalikan kebebasan rakyat AS dan menantang dominasi Partai Demokrat dan Republik. Ia mengutip hasil jajak pendapat yang menunjukkan bahwa publik mendukung partai baru dengan rasio dua banding satu. Target partai ini bukan mayoritas, melainkan kursi penentu di Kongres—2–3 kursi Senat dan 8–10 kursi DPR—yang cukup untuk memengaruhi legislasi penting.

 

 

 

Ancaman Balasan dari Trump dan Dampak Politik

 

Perseteruan antara Musk dan Trump semakin memanas setelah RUU “One Big Beautiful” disahkan. Musk menyebut pendukung RUU tersebut sebagai “pengkhianat rakyat” dan berjanji akan menggagalkan mereka dalam pemilu mendatang. Sebagai respons, Trump mengancam akan mendeportasi Musk dan mencabut dana federal dari bisnisnya seperti Tesla dan SpaceX. Meski dampak jangka panjang dari Partai Amerika belum jelas, langkah Musk ini diprediksi akan mengguncang lanskap politik AS menjelang pemilu 2026 dan 2028.